Pupuk organik dari air cucian beras
Distani, 2021. Sebelum menanak nasi biasanya kita mencuci berasnya terlebih dahulu dengan air bersih. Tujuan pencucian beras ini adalah untuk membersihkan beras seperti dari kulit yang masih tersisa, sisa gabah, serangga kecil pemakan beras, butiran kerikil yang terlihat atau kotoran lainnya.
Saat mencuci beras, biasanya air cucian berwarna putih keruh (beras putih) atau berwarna merah keruh (beras merah). Warna putih keruh/merah keruh itu menunjukkan bahwa lapisan terluar dari beras ikut terkikis. Meskipun banyak nutrisi yang telah hilang, namun pada bagian kulit ari masih terdapat sisa-sisa nutrisi yang sangat bermanfaat dan dibutuhkan tanaman serta dapat membuat tanaman menjadi lebih subur.
Selain nutrisi, air cucian beras juga mengandung beberapa jenis bakteri yang bermanfaat untuk tanaman. Air cucian beras selama ini dianggap sebagai limbah rumah tangga yang tidak dianggap keberadaannya ternyata memiliki banyak manfaat bagi tanaman.
Manfaat dari air cucian beras antara lain:
* Membantu beberapa hormon yang ada pada tanaman sehingga bisa merangsang pertumbuhan pucuk daun.
* Membawa makanan ke seluruh sel pada daun dan batang.
* Mengandung zat pati, menghambat pertumbuhan patogen.
* Mengurangi syok transplantasi, sebagai sumber energi.
* Membantu proses fotosintesis.
* Mencegah tanaman layu dan mempercepat pertumbuhan bunga.
Dengan segudang manfaat air cucian beras tersebut, pada hari Selasa 2 November 2021 bertempat di kediaman salah satu anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Barokah Desa Awu-Awu Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo, dilakukan praktek pembuatan pupuk organik cair dengan menggunakan air cucian beras.
Kegiatan ini dikawal oleh PPL Wilayah Desa Awu-awu yaitu Yeni Rahmawati, mulai dari penjelasan mengenai cara pembuatan, praktek langsung dan kemudian dilanjutkan sesi diskusi dan tanya jawab seputar kegiatan pertanian dalam arti luas.
Yeni menjelaskan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan pupuk cair yaitu : air cucian beras ( 3L), cairan EM4 ( 100 ml), tetes tebu (100 ml), limbah buah (1 kg) dan taoge (1/2 kg). sedangkan cara membuatnya :
* Cincang semua limbah buah-buahan maupun sayur dan dilumatkan menjadi satu.
* Masukkan air cucian beras yang sudah tersedia ke dalam tempat penampungan.
* Ambil sekitar 100 ml cairan em 4, kemudian masukkan ke dalam tempat penampungan yang telah berisi air cucian beras.
* Masukkan tetes tebu ke dalam tempat penampungan.
* Aduk semua bahan tersebut hingga rata dan jadi satu.
* Tutup tempat penampungan tersebut rapat-rapat, diamkan selama 2 minggu dalam proses fermentasi.
Buka tutup wadah penampungan, selama 5 menit setiap pagi yang bertujuan untuk membuang gas yang ada didalamnya agar tidak meledak nanti. Setelah itu tutup rapat kembali. POC yang jadi ditandai dengan bau yang harum seperti tape berarti proses pembuatan pupuk dari air cucian beras telah berhasil. Pupuk pun sudah dapat diaplikasikan pada tanaman.
Cara aplikasi pupuk cair yaitu dapat langsung di tuangkan dekat akar, atau disiramkan ke seluruh bagian tanaman. Pupuk cair ini tidak hanya dipakai untuk pemenuhan nutrisi lanjutan pada tanaman muda atau telah dewasa dan siap berbunga, namun dapat pula diaplikasikan sebagai pupuk awal atau diberikan pada saat persemaian bibit tanaman.
Caranya adalah dengan menggunakan semprotan air agar tidak mengganggu atau merusak bibit tanaman yang masih rapuh, jangan lupa untuk menyaringnya terlebih dahulu. Dosis yang diberikan yaitu 15-25 ml/ L air dengan aplikasi 1 minggu sekali ketika musim kemarau atau tiga hari sekali ketika musim hujan.
Menurut situs resmi Kementerian Pertanian RI (pertanian.go.id) air cucian beras mengandung 90 % karbohidrat yang berupa pati, juga mengandung vitamin, mineral dan protein serta 80 % protein beras disebut protein glutein. Kulitas protein glutein cenderung berupa zat lisin. Lisin sendiri merupakan asam amino esensial terbatas.
Masih dari laman yang sama menyatakankan bahwa air beras mengandung 100 % karbohidrat dalam jumlah tinggi akan membantu proses terbentuknya hormon tumbuh berupa auksin, gibbereline dan alanine.
Ketiga jenis hormone tersebut bertugas merangsang pertumbuhan pucuk daun, mengangkut makanan ke sel–sel terpenting daun dan batang. Bambang sumantri, S.P. (Penyuluh Pertanian ahli madya Dinas Pertanian Kabupaten Tulang Bawang).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar